Rabu, 02 Maret 2011

DIJUAL UBI CILEMBU ...!!!!!!!!!!!!!!

HUB :
087820479579
ALAMAT :
KP.MARIWATI KEC SUKARESMI KAB.CIANJUR JAWA BARAT


hui1

Ubi Cilembu
Tahu ubi cilembu? Atau mungkin ubi madu? Ini dia:
Ini foto ubi cilembu yang terkenal dengan isinya yang berwarna kuning madu, disebut juga ubi madu. Asalnya dari daerah Puncak, katanya dari Desa Cilembu. Ubi ini sudah lama ada tapi baru populer ke kota2 lain seperti Solo taon lalu. Ciri2nya adalah ubinya ada semacam getah2 karena cairan manisnya keluar, kalo yang palsu pasti engga bergetah2 kecuali kalo dilumuri gula kental kali ya. Harganya cukup mahal dibanding ubi2 yang lain. Kalo saya makan isinya, biasanya yang dekat2 kulitnya atau bagian tepinya engga saya makan karena ada rasa pahitnya. Di sepanjang jalan puncak-jakarta banyak yang jualan ubi ini yang dibakar pakai arang, hmm..

Ubi Cilembu Potensi Pangan Lokal yang Populer di Pasar Internasional

Ubi jalar dikenal dengan nama ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), sweetpotato (Inggris), dan shoyo (Jepang) merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Selain karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ubi jalar juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).
Ada beberapa varietas ubi jalar yang ada di Indonesia yaitu Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, Sewu. Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas tahun 2001 antara lain: Cilembu yang berasal dari Sumedang. Masing-masing varietas memiliki rasa khas yang berbeda-beda.
Ubi Cilembu merupakan salah satu produk pertanian unggulan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang. Daerah penghasil ubi cilembu adalah Cilembu, Cadas, Pangeran, Sumedang. Ubi cilembu berkulit gading, berurat, dan panjang, sedangkan getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang. Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Rasa manis dari ubi Cilembu akan lebih terasa apabila ubi dibakar dalam open, terutama apabila ubi mentah telah disimpan lebih dari satu minggu. Rasa manis ini merupakan sumber energi bagi orang yang mengkonsumsinya, sehingga cocok apabila disantap sebagai hidangan untuk sahur maupun buka puasa.
Silahkan anda mampir ke daerah sekitar kecamatan Tanjungsari, atau daerah sepanjang Jatinangor dan Cadas Pangeran. Disana banyak terdapat penjual yang menjajakan ubi cilembu di sisi kanan kiri jalan raya.
Pengolahan:
Pada umumnya produk ubi Cilembu diperdagangkan dalam bentuk ubi bakar / oven. Ubi yang siap diproses adalah ubi yang telah disimpan 5-7 hari setelah dipanen. Ciri ubi yang telah siap diolah/di-oven adalah ketika ubi terasa lebih lemas (tidak kaku) ketika dibengkok-bengkokkan, berat menyusut serta kulit sudah sedikit keriput.
Pengolahan Ubi Cilembu yang umum dilakukan adalah dengan cara di-oven selama kurang-lebih 30-90 menit (tergantung ukuran ubi) hingga ubi menjadi lunak dan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Spesifikasi ada cairan madu tersebut hanya didapati pada ubi Cilembu. Inilah yang menjadi keistimewaan ubi cilembu dibanding ubi lainnya. Karena itu, umbi Cilembu disebut juga dengan umbi si madu. Setelah di-oven Ubi akan tahan hingga 2-3 hari pada suhu normal, dan jika ingin lebih awet bisa dimasukkan kedalam lemari pendingin dan dihangatkan kembali bila ingin dikonsumsi.
Selain dibakar / oven ubi cilembu juga sudah diolah dan diperdagangkan dalam bentuk kripik, tape, dodol, keremes, selai, saus, tepung, aneka kue, mie, dan sirup.
Komoditas Ekspor.
Ubi Cilembu mempunya nilai ekonomi tinggi bahkan potensial sebagai penghasil devisa melalui ekspor. Ubi Cilembu telah mampu menembus pasar regional maupun internasional. Ubi jalar Cilembu asal Sumedang sejak lama telah menembus pasar ekspor di Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang. Di Jepang, ubi jalar telah dimanfaatkan sebagai bahan pangan tradisional dan juga diolah menjadi ethanol, bahan baku kosmetik dan minuman khas Jepang shake. “ Kalangan industri Jepang menilai ubi Cilembu, sangat bagus untuk dijadikan bahan baku kosmetik dan minuman”.
Penyimpanan:
Ubi Madu Cilembu adalah komoditi yang mudah sekaligus sulit dalam penanganannya. Penyimpanan Ubi Madu Cilembu haruslah dilakukan secara baik agar tidak rusak maupun busuk. Umumnya dalam kondisi mentah Ubi Madu Cilembu bisa bertahan selama 3-4 minggu, namun ini akan sulit tanpa perawatan yang tepat.
Cara penyimpanan yang baik adalah dengan menyimpannya pada ruangan terbuka dan tidak lembab lalu diberi alas kardus atau karung agar ubi tidak langsung menyentuh lantai yang dapat mengakibatkan ubi terkena hawa dingin dan menjadi lembab.
Diolah dari berbagai sumber

Cilembu, Sentra Ubi “si Madu” April 3, 2007

Posted by indra kh in travel and places.
trackback
 
i
 
1 Votes
Quantcast
Anda pernah makan ubi Cilembu? Siapapun yang mencicipi ubi produksi sebuah desa di Kabupaten Sumedang ini dijamin akan ketagihan. Rasanya yang empuk, legit, wangi dan rasa manis dari karamel yang keluar saat ubi di-oven, merupakan pilihan makanan yang pas sebagai teman minum teh, kopi, apalagi bandrek maupun bajigur. Karena rasa manisnya yang khas itulah, ubi Cilembu juga kerap disebut “si madu.”
Beberapa waktu lalu, saya dan keluarga berkunjung ke daerah yang terletak di ketinggian 1000 m dpl ini untuk bersilaturahmi kepada seorang kerabat.

hui1
Cilembu hanyalah sebuah desa kecil yang termasuk Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Ubi sebenarnya bukanlah tanaman prioritas warga Cilembu, karena mereka sebagian besar adalah petani padi.
Kondisi sawah yang merupakan jenis tadah hujan membuat para petani memilih jagung dan ubi sebagai tanaman selingan di saat musim kemarau. Menanam ubi di saat musim kemarau cenderung dipilih karena saat musim hujan, rasa ubi tersebut biasanya berubah menjadi agak pahit. Kadar air yang menjadi lebih tinggi pada ubi diduga sebagai penyebabnya.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan rasa yang optimal, bagi Anda yang membeli ubi cilembu mentah, sebaiknya menjemurnya dulu hingga berkurang kadar airnya. Baru kemudian di-oven, atau di-bubuy (di simpan di atas bara api).
Ubi Cilembu konon telah dikenal sejak jaman kompeni. Menurut Kodar Solihat dalam tulisannya di HU. Pikiran Rakyat, “Dari sepuluh kultivar ubi jalar yang ditanam, yang kemudian menonjol karena rasanya paling enak, lebih manis dan legit, adalah kultivar Nirkum. menurut masyarakat, konon singkatan dari Meneer Kumpeni (waktu itu ubi jenis ini banyak digemari orang Belanda). Kultivar Nirkum inilh yang kemudian dikenal sebagai ubi cilembu.
Kendati demikian, ubi cilembu tidak tumbuh di seluruh daerah ini. Hanya sekitar 20 hektar saja areal tanah yang cocok ditanami ubi jenis ini. Demikian menurut pengakuan salah seorang warga Cilembu kepada saya. Musim panen raya ubi pun dalam setahun hanya terjadi sekali, yakni antara bulan Juli – September.
Yang jadi pertanyaan, mengapa seolah-olah stok ubi tak ada habisnya ? Pemandangan ini bisa kita saksikan jika melihat deretan kios-kios di sepanjang jalan raya Jatinangor – Sumedang, Bandung – Nagreg, ataupun Bandung – Cikalong wetan yang buka sepanjang hari. Di sana rata-rata pedagang menempelkan papan reklame di depan kiosnya yang bertuliskan : “Jual Ubi Cilembu Asli.” Memang, mungkin ubi yang mereka jual adalah ubi asli dari Cilembu, namun bukan berasal dari areal tanah yang bisa ditanami ubi “si madu.” Jadi hanya ubi jalar biasa.

ubi
Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui ubi yang dijual adalah ubi Cilembu asli ? Sulit untuk menentukannya. Caranya hanya jika kita bisa melihat langsung saat panen raya di areal tanah yang khusus menanam ubi Cilembu. Atau minimal kalau hendak membeli ubi, pilih saja di bulan Juli – September, di saat stok ubi “si madu’ melimpah.
Kebetulan saat kunjungan beberapa waktu saya masih kebagian stok tahun kemarin yang masih disimpan. Sehingga bisa mencicipi ubi Cilembu asli. Ditambah jagung manis rebus dan secangkir kopi pahit, rasanya sungguh lezat. Wilujeng ngaraosan (selamat mencicipi) :D .
Ubi Cilembu' adalah kultivar ubi jalar merupakan ras lokal asal [Desa Cilembu] Kecamatan Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat. Ubi jalar ini populer di kalangan konsumen semenjak tahun 1990-an.
Ubi Cilembu lebih istimewa daripada umbi biasanya karena umbi ini bila dioven akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya. Karena itu, umbi Cilembu disebut juga dengan umbi si madu. Bila umbi pada umumnya juga manis, rasa manis umbi Cilembu ini lebih manis dan lengket dengan gula madu. Rasa manis ini membuat tenaga ekstra bagi orang yang mengkonsumsinya.
Ubi ini tidak cocok untuk digoreng, karena kandungan gulanya yang tinggi membuat ubi ini sangat mudah “gosong”, dan juga tidak cocok untuk direbus, karena aroma dari “madu” nya akan berkurang, bahkan hilang. Pada umumnya produk ubi Cilembu diperdagangkan dalam bentuk ubi bakar selain diolah dalam bentuk kripik, tape, [dodol], keremes, selai, saus, tepung, aneka kue, mie, dan sirup. Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal dan menarik sehingga sangat digemari oleh pelaku usaha tani dan konsumen.
Selain rasa yang sangat manis, warna daging ubi juga cukup menarik dimana kulit dan daging ubi berwarna krem kemerahan diwaktu mentah dan berwarna kuning bila dimasak dan bentuk ubi panjang berurat. Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol. Ketika dipanggang, dibakar, atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu.
Ubi Cilembu memiliki kandungan vitamin A 7.100 IU (international unit). Suatu jumlah yang cukup tinggi untuk perbaikan gizi bagi mereka yang kekurangan vitamin A. Padahal, umbi-umbian jenis lain, kandungan vitamin A-nya hanya berada pada angka 0,001-0,69 mg per 100 gram. Selain vitamin A yang tinggi, juga mengandung kalsium hingga 46 mg per 100 gram, vitamin B-1 0,08 mg, vitamin B-2 0,05 mg dan niacin 0,9 mg, serta vitamin C 20 mg.[rujukan?]